Rabu, 01 Mei 2013

Benua

PEDAHULUAN
Benua (continent), merupakan suatu unit kontinyu dari massa tanah terluas di Bumi.

Ilmuwan percaya bahwa benua terbentuk dari aliran lava ke permukaan bumi dari inti bumi yang cair. Pada permukaan, lava akan membeku membentuk kulit (crust), yang kemudian hancur menjadi sedimen sebagai akibat adanya proses pelapukan. Pembentukan kulit (crust), proses pelapukan, dan pembentukan kulit kembali secara terus menerus, mempengaruhi kenaikan gas dari dalam perut bumi. Proses yang berlangsung secara terus menerus tersebut membentuk suatu plato dan akhirnya menjadi benua, dimana sekarang menempati 30 persen dari permukaan bumi.
GEOGRAFI BENUA
Benua berbeda dengan pulau atau peninsula, bukan hanya lebih luas, tetapi benua juga terdiri atas struktur geologi dan perkembangannya. Berdasarkan urutan ukurannya, benua dibedakan:
1. Eurasia (Eropa dan Asia)
2. Afrika
3. Amerika Utara
4. Amerika Selatan
5. Antartika
6. Australia
Wilayah benua -kenaikan tanah di atas permukaan air- mencakup 29 persen dari total area Bumi. Lebih dari dua pertiga area benua terletak di utara ekuator. Massa continental shelves, termasuk yang berada di bawah permukaan laut yang miring secara halus dari tepi laut hingga kedalaman 183 m; pada titik tersebut dipekirakan mulai turun terjal ke dasar samudera yang disebut dengan continental slope. Apabila continental shelves masuk dalam perhitungan, maka total luas continent menjadi 35 persen dari permukaan Bumi. Pulau-pulau yang berada di sekitar benua dan masih tersambung dengan continental shelves merupakan bagian dari benua tersebut. Contoh: Inggris dan Irlandia di Eropa; Kepulauan Malay dan Jepang di Asia; Papua New Guinea, Tasmania dan New Zealand di Australia; dan Greenland di Amerika Utara.
GEOLOGI BENUA
Dalam geologi, benua lebih dikenal sebagai struktur kulit Bumi dan daerah pilihan, daripada area permukaan tanah. Ahli geofisika telah mempelajari benua dengan menggunakan seismograf yang merekam gelombang kejut (shock waves) yang dihasilkan oleh gempabumi. Data rekaman tersebut dapat memperkirakan bahwa inti Bumi panas, padat, terdiri atas inti besi-nikel (Fe dan Ni) dengan diameter 6000 km. Di sekeliling inti tersebut terdapat mantel yang panas, batuan padat dengan ketebalan 300 km, sebagian bersifat semiplastik. Pada lapisan kulit bumi, lapisan relative berupa batuan dingin dengan ketebalan antara 5-10 km di bawah laut hingga 40 km dibawah benua.
Di bawah laut, kulit bumi terdiri atas lapisan tunggal yang padat, berupa batuan basaltik yang gelap, dalam area yang luas,mengandung mineral besi-magnesium (Fe-Mg). Pada benua, lapisan ini terkubur di bawah lapisan yang lebih tebal dan berwarna lebih cerah, berupa batuan agak padat kaya akan mineral silicat-aluminium (Si-Al). Karena adanya perbedaan kepadatan, batuan yang lebih ringan berada di atas lapisan batuan basaltic. Sesuai dengan psinsip Isostasy, dimana batuan yang lebih ringan akan naik ke atas – seperti barisan gunungapi – mereka juga menunjam ke bawah; di bawah barisan tesebut, akar dari batuan ringan menunjam ke bawah menuju batuan yang lebih gelap pada kulit bumi ke kedalaman lebih dalam lagi.
Pada tahun 1960-an para ahli geologi mulai menunjukkan bukti bahwa kulit bumi tidak hanya mengapung-yaitu bergerak ke atas dan ke bawah-namun juga bergerak secara lateral. Studi sejarah dan awal continental drift disebut plate tectonics karena para ahli geologi menemukan bahwa kulit Bumi dan mantel bagian atas terpisahkan oleh lempeng semirigid. Beberapa lempeng tektonik (misalnya lempeng Pasifik) sebagian besar terdiri atas kerak samudera; lain halnya seperti Amerika Utara dan lempeng Eurasia, terbentuk dari kerak benua. Batas lempeng pada umumnya berada di tengah laut atau mendekati lepas pantai, tetapi di beberapa tempat naik dari dasar laut hingga daratan. California Barat misalnya, dimana gempabumi menimpa San Andreas dengan meninggalkan bekas patahan yang memisahkan batas antara lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.
Pola laut dan daratan saat ini telah mengalami perubahan dalam kurun waktu jutaan tahun. Pergerakan tersebut menunjukkan tidak ada tanda perlambatan dan pengurangan jumlah, sehingga sebaran antara laut dan daratan akan mengalami perubahan secara terus menerus dalam waktu lama selama planet ini masih mempunyai energy panas untuk menggerakkan kerak bumi.
1. Periode Permian
Selama periode Permian sekitar 270 juta tahun lalu, massa kontinen Bumi secara perlahan bersamaan dengan pergerakan tektonik membentuk suatu superkontinen, Pangaea. Pangaea terdiri atas 95% massa daratan di Bumi dan dikelilingi oleh samudera Panthalassa.

2. Periode Triassic
Selama periode Triassic yang dimulai sekitar 240 juta tahun lalu, Pangaea mulai terpecah dan bagian-bagiannya mulai bergerak perlahan, membentuk dua daratan baru: Gondwanaland dan Laurasia.

3. Periode Jurassic
Selama periode Jurassic, pecahan dari Pangaea menjadi jelas. Laut Thetys terbuka antara Laurasia di utara dan Gondwanaland di selatan. Pada kontinen Gondwanaland, Amerika Selatan masih bergabung dengan Afrika dan Antarctica.

4. Periode Cretaceous Awal
Sekitar 140 juta tahun lalu, Gondwanaland dan Laurasia secara sempurna telah terpecah, dipisahkan oleh Laut Tethys. Daratan di utara ekuator seperti saat ini terbentuk selama periode Cretaceous ketika Greenland terpisah dari Eropa dan Samudera Atlantik terbuka.

5. Periode Cretaceous Akhir
Sekitar 95 juta tahun lalu, India terpisah dari Afrika dan bergerak ke arah Timurlaut sebelum menyatu dengan Asia. Eropa terpisah dari Amerika Utara, dan akhirnya Amerika Selatan terpisah dari Afrika, samudera baru -Atlantik Selatan- terbentuk. Australia dan Antarctica masih menjadi satu.

6. Bumi Saat Ini
Ini adalah bentuk bumi saat ini, namun susunan kontinen saat ini tidak permanen. Gerakan kontinen terjadi secara kontinyu, proses yang lambat, dengan kecepatan pergerakan kontinen rata-rata beberapa centimeter per tahun. Samudera Atlantik perlahan bertambah luasnya, sementara Samudera Pasifik semakin kecil.

7. Bumi 60 Tahun ke Depan
Kontinen masih tetap bergerak dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter per tahun. Dalam 60 juta tahun ke depan, Samudera Atlantik secara perlahan semakin lebar, kemudian Amerika dan Afrika bergerak saling menjauh. Samudera Pasifik akan menjadi lebih sempit, dan Laut Mediterania secara perlahan akan menghilang sehingga Afrika, Asia dan Eropa akan bersatu menjadi daratan sangat luas.



sumber : http://suaiba-geo.blogspot.com/2012/01/benua.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar